Hanya dengan
menggunakan sebutir kerikil
kekuatan ilmu ini laksana
hantaman godam....
Pada jaman penjajahan
Belanda, kira-kira tahun
1930-an, kakek saya
(penulis) pernah pergi ke
**********. Perjalanan dari
kampungnya di ****** ke
******** memakan waktu 2
hari dengan mengendarai
andong. Kakek pergi
bersama ke-5 saudaranya
ke rumah famili yang
terletak di daerah ********
tepatnya ke arah
Parang******.
Mereka pergi dengan
membawa hasil ladang. Hal
ini sudah menjadi tradisi,
jika saudara mempunyai
hajat, maka saudara yang
lain akan membantu
dengan hasil ladang, seperti:
palawija, beras, sayuran
dan hasil ternak.
Ketika perjalanan sampai di
desa D*****u (termasuk
wilayah *******) hari sudah
gelap. Di samping jalan
tidak ditemui rumah
penduduk. Kakek
memutuskan untuk
bermalam di jalan. Di
buatnya api unggun kecil
untuk membakar singkong
dan untuk mengusir hawa
dingin. Mereka tidak tidur,
bercengkrama sambil
menunggu pagi.
Pada malam hari, sekitar
jam 1, mereka didatangi 10
orang yang hendak
merampok barang dan
merampas andong.
Perkelahian sangat seru.
Ternyata kepala perampok
itu sangat sakti, setiap
tebasan golok tidak melukai
kulitnya bahkan
mengeluarkan percikan api.
Kakek segera menghentikan
perkelahian dan menantang
kepala perampok itu satu
lawan satu. "Jika kamu
menang, andong dan isinya
menjadi milikmu tapi jika
kamu kalah, pergi dari sini,"
kata kakek.
Tanpa mengulur waktu,
perkelahian satu lawan
satupun segera dimulai.
Tubuh kepala perampok itu
berubah menjadi hitam
rambut berdiri tegak,
matanya merah, dan
kekuatan tangannya luar
biasa. Kepala perampok itu
bisa meremas batu dan
hancur. Kakek menyadari
bahwa perampok
mengeluarkan ilmu
saktinya. Dengan tenang
kakek memungut beberapa
kerikil kecil. Mulutnya
berkomat-komit membaca
doa dan ditiupnya kerikil itu,
Ketika perampok itu hendak
menerjang dan memukul,
kakek dengan cepat
melempar kerikil itu ke
badan perampok. Dan
terjadilah keanehan, badan
perampok yang kebal itu
menggelepar hanya terkena
lemparan kerikil kecil dari
kakek. Dan perampok itu
kemudian pingsan.
Sejak itu, kakek menjadi
kawan dari para perampok.
Dan setelah diajari beberapa
doa, akhirnya para
perampok itu sadar.
Beberapa di antaranya ada
yang menjadi petani,
pedagang dan ada satu
yang ikut menjadi laskar
perang kemerdekaan.
Menurut cerita paman, ilmu
yang digunakan kakek
dinamakan Ilmu
Pengabaran. Ilmu ini
digunakan untuk
menghancurkan ilmu
lawan. Ilmu ini didapat
kakek seaktu kakek belajar
silat aliran Tambak Boyo
yang berlokasi di daerah
**********. Menurut cerita
paman, aliran silat Tambak
Boyo sudah tidak ada lagi,
atau bahkan terserap dalam
ilmu silat perguruan baru.
Berikut kami uraikan cara
mengamalkan Ilmu
Pangabaran:
1. Bangun malam dan
sholat hajat 2 rakaat selama
40 hari setelah membaca
al-Fatehah, membaca al
Iklash, Al-Falaq, An-Nas,
dan ayat kursi.
2. Selesai sholat, membaca
surat Al-Alaq 40x
3. Membaca mantra 3x
tanpa bernafas, lalu nafas
dilepaskan sambil ditiupkan
ke kedua tangan dengan
membaca 'ya hu 3x" dalam
hati.
Mantra :
Jagaad gede jagad cilik
mendak tumungkul ono
ngarepaningsun, ojo
maneh siro jalmo
manungso
asal banyu bali dadi banyu,
asal geni bali dadi
geni, asal angin bali dadi
angin, asal bumi bali
dadi bumi, asal cahyo bali
marang alaming ki
dratiro, ketaman ilmuku
pengabaran jati yo ja
tining pangabaran soko
kersane Allah.
4. Jika akan dipakai, ambil
barang apa saja, dibacakan
mantra dan dilemparkan ke
tubuh lawan. Lawan akan
kesakitan karena ilmunya akan berbalik dan
meninggalkan tubuhnya.
Demikian uraian kami,
semoga menambah
kazanah pengetahuan kita
semua.
HOME MENU