Insane
Url:
| Klik: Not Found404 Not Found
Mantra di Masyarakat Sunda (jampi, asihan, singlar, jangjawokan, rajah, ajian, dan pelet)
Mantra sebagaimana dikemukakan Poerwadarminta (1988: 558) adalah:
1) perkataan atau ucapan yang mendatangkan daya gaib (misal dapat menyembuhkan, mendatangkan celaka, dan sebagainya);
2) susunan kata berunsur puisi (seperti rima, irama) yang dianggap mengandung kekuatan gaib, biasanya diucapkan oleh dukun atau pawang untuk menandingi kekuatan gaib yang lain.

Sejalan dengan pembagian jenis mantra, Rusyana (1970) membagi mantra berdasarkan tujuannya menjadi 7 bagian, yaitu jampe ‘jampi’, asihan ‘pekasih’, singlar ‘pengusir’, jangjawokan ‘jampi’, rajah ‘kata-kata pembuka ‘jampi’, ajian ‘ajian/jampi ajian kekuatan’, dan pelet ‘guna-guna’. Diketahui bahwa ketujuh bagian tersebut dapat dikelompokkan ke dalam mantra putih ‘white magic’ dan mantra hitam ‘black magic’. Pembagian tersebut berdasarkan kepada tujuan mantra itu sendiri, yakni mantra putih digunakan untuk kebaikan sedangkan mantra hitam digunakan untuk kejahatan.
Adanya pembagian antara mantra putih (white magic) dan mantra hitam (black magic) sebenarnya sulit untuk diukur dalam pengertian tidak ada pembeda secara nyata di antara keduanya, karena sering terjadi penyimpangan tujuan dari mantra putih ke mantra hitam tergantung kepada siapa dan bagaimana akibat yang ditimbulkan oleh magic tersebut.
Dapat dicermati bahwa mantra putih di antaranya bertujuan untuk menguasai jiwa orang lain, agar diri dalam keunggulan, agar disayang, agar maksud berhasil dengan baik, agar perkasa dan awet muda, berani, agar selamat, untuk menjaga harta benda, mengusir hantu atau roh halus, menaklukan binatang, menolak santet, untuk menyembuhkan orang sakit.
Adapun kategori mantra hitam diantaranya bertujuan untuk mencelakai orang agar sakit atau mati, membalas perbuatan jahil orang lain, dan memperdayakan orang lain karena sakit hati.
Kehadiran mantra putih maupun mantra hitam itu sendiri berpangkal pada kepercayaan masyarakat pendukung di dalamnya yang memunculkan fenomena yang semakin kompleks di jaman sekarang.
Sejumlah penilaian, sikap, dan perlakuan masyarakat Sunda terhadap mantra semakin berkembang. Ada sebagian masyarakat yang begitu mengikatkan secara penuh maupun sebagian dirinya terhadap mantra dalam kepentingan hidupnya. Sebagian masyarakat lainnya secara langsung atau tidak langsung menolak kehadiran mantra dengan pertimbangan bahwa menerima mantra berarti melakukan perbuatan syirik. Pada bagian masyarakat yang disebutkan pertama dapat digolongkan ke dalam masyarakat penghayat atau pendukung mantra, sedangkan bagian masyarakat yang lainnya digolongkan ke dalam masyarakat bukan penghayat mantra.
Bagi masyarakat penghayat mantra, kegiatan sehari-hari kerap kali diwarnai dengan pembacaan mantra demi keberhasilan dalam mencapai maksud. Misalnya, para petani ingin sawahnya subur, terhindar dari gangguan hama, ingin panen hasilnya melimpah; para pedagang ingin dagangannya laris.
Mantra diterima oleh masyarakat penghayatnya sebagai kebutuhan penunjang setelah kehidupan agamanya dijalani secara sungguh-sungguh. Adanya kebutuhan terhadap mantra sebagai warna yang menghiasi kehidupan sehari-hari. Kegiatan yang tidak terlepas kepada keadaan alam dan mata pencaharian, menghasilkan tiga kelompok besar sehubungan dengan penggunaan mantra, yaitu mantra yang digunakan untuk perlindungan, kekuatan, dan pengobatan. Salah satu contoh mantra perlindungan dapat disimak berikut ini.
Rarakan Nyi Pohaci

Hihid kekeper iman Nyiru tamprak ning iman Dulang ketuk ning iman Parako bengker ning iman Hawu dungkuk ning iman Suluh solosod ning iman Seeng kukus ning iman.

Secara simbolik, benda- benda yang disebutkan merupakan perwakilan dari hakekat manusia yang senantiasa harus menjalani hidup dengan dibekali iman yang kuat.
Fungsi lain yang menyiratkan adanya permohonan kepada Sang Pencipta, tampak pada sejumlah mantra kekuatan, begitu erat dengan kebutuhan hidup masyarakat yang dalam satu segi membutuhkan kekuatan lahir maupun batin untuk melaksanakan maksud tertentu. Semua mantra tersebut sepenuhnya disandarkan kepada Allah. Mereka tinggal menunggu keputusan dari Yang Maha Menentukan atas usaha yang dijalankan manusia. Betapa manusia merasa kecil dan tak berdaya sehingga memohon dilindungi, ditopang, diberi kemurahan pada setiap langkah, mohon ditetapkan iman dan Islam. Begitu juga dengan mantra kekuatan lainnya, dengan berbekal keyakinan dan bersandar sepenuhnya kepada Allah, mantra diucapkan untuk tujuan keunggulan, agar disayangi, agar segala perbuatan menghasilkan sesuatu yang diharapkan, agar perkasa, awet muda, untuk menaklukan siluman, dan lain-lain. Salah satu contoh mantra kekuatan yang termasuk ke dalam pelet ‘guna-guna’ dapat dilihat dalam contoh berikut ini.
Pelet

Bismillah Kum awewe Wataji kulhu absar Wahuwa Latiful Khabil Sabulan sang ratu nu colalang Sabulan mangrupi Dua putri mananjo Tujuh bulan kolot Salapan bulan sang goledah Gereleng putih Jig ka cai ngadon ceurik Jig ka darat ngadon midangdam Jig ka imah asa jobong koong Kop cai asa tuak bari Kop dahar asa tatal bobo Kaula nyaho ngaran sia … si…….

Asihan

Samping aing kebet lereng ditilik ti gigir lenggik diteuteup ti hareup sieup mikaeunteup mikasieup mangka eunteup mangka sieup ka awaking awaking ratu asihan ti luhur kuwung- kuwungan ti handap teja mentrangan ditilik ti tukang lenggik di tilik ti gigir sieup mangka eunteup mangka sieup asih …asih… asih…. asih ka badan awaking.

Pembagian mantra lainnya, yaitu mantra pengobatan. Mantra pengobatan dipakai untuk mengobati si sakit. Melalui warisan nenek moyang, pemanfaatan alam pun tampak, yaitu digunakannya daun- daunan untuk mengobati perut kembung, tampak dalam jampe beunghak beuteung ‘jampi perut kembung’. Jampi tersebut harus disertai dengan menggosokkan daun eurih ke perut si sakit. Salah satu contoh mantra pengobatan dapat disimak berikut ini.

Jampe Beunghak Beuteung

Cakakak di leuweung Injuk talina Dihakan dibeuweung Hitut jadina Plong blos plong blong ………

Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, bahwa mantra terdiri atas mantra putih dan mantra hitam. Mantra hitam (black magic) yang lebih dikenal secara umum oleh masyarakat Jawa barat sebagai teluh pada kenyataannya di lapangan diperoleh dalam jumlah yang sangat sedikit, itu pun ada yang berasal dari mantra putih (white magic). Hal ini dapat dipahami karena fungsi utama mantra, yaitu yang terkandung dalam mantra putih lebih mendominasi kehadirannya. Mantra hitam (black magic) tidak mendapat tempat di masyarakat. Ini terbukti dari hasil inventarisasi yang hanya ditemukan kurang lebih 10 buah mantra hitam (black magic).

Mantra hitam (black magic) yang dimaksudkan adalah mantra pendendam dan mantra perdayaan.

Mantra pendendam adalah mantra pembalasan atas perbuatan jahat orang yang mengirimkan mantra untuk mencelakai si pembalas.
Mantra ini diklasifikasikan sebagai mantra hitam karena ada motif mendendam dan ingin mencelakai orang yang mencoba mencelakainya. Simak teks yang dimaksud di bawah ini:

Panolak Teluh

Siriwi kula siratin Mina haji kurawul kabuli badan Papag papupang-pulang Cunduk nyungcung datang rahayu Anu runtuh sira nu gempur Nu ngadek sira nu paeh Nu nyimbeuh sira nu baseuh Nu nyundut sira nu tutung Nya aing Ceda Wisesa Panca buana di buana panca tengah Tiis ti peuting ngeunah ti beurang Ngeunah ku Allah Taala Ya Allah hurip waras (3 X)

Adapun dalam mantra hitam yang benar-benar dilatarbelakangi oleh hasrat ingin mencelakai orang lain tampak dalam mantra di bawah ini:

Paneluh Galunggung

Ratu teluh ti Galunggung Sang Ratu cedacawal Ratu teluh ti Gunung Agung Sang Ratu murba Sakama Sang Ratu Talaga Bodas Nu kumawasa pusering talaga Sang Ratu Cedacawal Nya aing Sang Ratu Cedacawal Pur geni pur braja Seuseup getihna Cokcrok ototna Sebit atina Bedol tikorona Sayab nyawana Tuh Singsieunan si …………

Mantra tidak mendapat tempat di sebagian masyarakat karena muatan teks dan perilaku magis lainnya yang menurutnya bertentangan dengan akidah Islam.
Antipati mereka terhadap perilaku magis ini masih dalam batas kewajaran. Mereka satu sama lainnya (dengan masyarakat penghayat mantra putih) masih dapat menjalin hubungan dan memfungsikan dirinya sebagai anggota masyarakat yang baik, tetapi tidak ada toleransi untuk penghayat mantra hitam (black magic).
HOME MENU
OnlinexoxHits.com - freecounter serviceMobPartner Counter
IndoTOP C-STAT WapTrack Toplist WapTrack Toplist TopSitesTop IndoWAPTOPrankTOP-RATINGnungging_topfixwapfixwapasiawap.in WapTOPS.CoM